Untuk Mengakhiri Keimaman Perjanjian Lama dan Menjadi Imam Besar yang Kekal
Setiap tahun seorang Imam Besar harus mempersembahkan korban penghapus dosa untuk mereka sendiri dan umat Allah. Setiap manusia telah berbuat dosa, termasuk Imam Besar, dan karena itu perlu menanggung hukuman atas dosa mereka. Di Perjanjian Lama, hukuman atas dosa digantikan oleh korban binatang. Waktu imam yang berdosa datang kepada Allah dengan membawa persembahan korban binatang, dan Allah menerimanya, bukankah ini bukti kemurahan Tuhan?
Dalam Perjanjian Lama, ritual atau upacara persembahan korban penghapus dosa ini dilakukan sekali setahun dan harus dilakukan berulang kali (Ibr. 10:3). Tidak ada binatang yang cocok untuk menggantikan dosa manusia (Ibr. 10:4). Tetapi dalam Perjanjian Baru, yang menjadi imam besar adalah Yesus Kristus yang tidak berdosa. Karena Dia tidak berdosa, Dia tidak perlu mempersembahkan korban bagi diri-Nya sendiri. Karena Dia juga adalah Allah yang kekal, Dia tidak perlu digantikan oleh yang lain. Karena Dia manusia sejati, maka Dia bisa menggantikan manusia dan menanggung dosa manusia. Oleh karena itu Dia tidak mempersembahkan korban bagi diri-Nya, Dia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa yang sempurna untuk penebusan dosa umat-Nya. Yesus Kristus adalah korban yang sempurna dan sekaligus Imam Besar untuk selama-lamanya.