Paskah 2022

Untuk Membawa Kita kepada Iman dan Menjaga Kita agar Tetap Beriman

April 19, 2022

Alkitab itu terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama merupakan kisah perjanjian Allah dengan bangsa Israel secara jasmani. Tetapi perjanjian ini mempunyai kelemahan, yaitu membuat bangsa Israel sebagai penerima perjanjian melihat perjanjian ini bersifat jasmani saja. Mereka melihat perjanjian Allah hanya kepada bangsa Israel secara jasmani dan penggenapan perjanjian Allah melalui aturan-aturan belaka.

Perjanjian Baru berbeda daripada Perjanjian Lama, karena Perjanjian Baru berbicara tentang penggenapan janji Allah di Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menggenapi janji Allah bukan dengan ritual atau upacara agama yang ada di Perjanjian Lama, melainkan dengan pengorbanan Yesus Kristus Sang Anak Allah di atas kayu salib. Maka, perjanjian ini sempurna, karena tidak didirikan di atas dasar korban persembahan binatang, melainkan di atas penderitaan dan kematian Sang Anak Allah yang berinkarnasi. Kristuslah yang dinubuatkan di Perjanjian Lama dan Dialah yang menggenapi janji itu. Dia adalah Pengantara dan Penggenapan dari perjanjian baru ini (Ibr. 9:15). Alkitab berkata bahwa darah-Nya merupakan darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Di Perjanjian Lama Allah memberikan Taurat-Nya yang dituliskan di atas dua loh batu. Melalui penebusan Kristus, manusia diubahkan, diperbarui, dihidupkan kembali dari kematiannya dalam dosa, dan Allah akan menaruh dan menuliskan Taurat-Nya dalam hati kita yang sudah diperbarui. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus menjamin adanya perubahan hati umat-Nya dan pengampunan dosa.

Tuhan Yesus Kristus memberikan iman kepada kita. Dengan iman itu, kita dapat terus setia kepada Allah dan bertumbuh di dalam firman (Yer. 32:40). Ketika kita bertumbuh di dalam firman, kita juga bertumbuh di dalam iman kita. Jadi, pertumbuhan iman datang dari pertumbuhan pengenalan akan firman, dan iman itu pemberian Allah kepada umat-Nya, bukan hasil usaha manusia (Ef. 2:8-9).