Untuk Belajar Taat dan Disempurnakan
Yesus Kristus tidak berdosa. Dia adalah Anak Allah. Tetapi, Dia juga adalah manusia sejati. Dia adalah Allah yang inkarnasi. Sebagai manusia, Dia pernah merasakan segala pencobaan, keinginan, dan kelemahan fisik seperti yang kita rasakan. Dia pernah merasa lapar, marah, sedih, sakit, dan lain sebagainya. Tetapi hati-Nya secara sempurna mengasihi Allah, dan Dia berbuat sesuai dengan kasih itu.
Ketika Yesus Kristus mengalami penderitaan sebagai Anak Allah, Dia belajar taat di dalam menjalankan penderitaan itu. Cambukan dari tentara Romawi, ejekan dari masyarakat, ditinggal oleh murid-murid-Nya, disalib di bukit Golgota adalah peristiwa yang mengerikan. Bahkan dalam Matius 26:36-46 Yesus Kristus berdoa kepada Bapa-Nya di Getsemani, “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” Yesus Kristus sudah tahu hal itu akan terjadi kepada-Nya, tetapi Dia belajar taat untuk melalui penderitaan itu, dan Alkitab mengatakan, di dalam penderitaan itulah Yesus Kristus disempurnakan (Ibr. 2:10; 5:8).