Sumpah dan Nazar
Manusia yang berdosa suka sekali melakukan perbuatan dosa, karena sebenarnya dia sudah diikat di dalam dosa. Salah satu kebiasaan berdosa kita adalah berbohong (Mzm. 116:11). Karena manusia suka berbohong, jadi, untuk memastikan apakah perkataannya itu benar atau salah, orang itu akan berjanji (sumpah dan nazar). Mereka bersumpah apa yang dikatakannya itu adalah sungguh-sungguh benar, sehingga orang lain itu percaya atas perkataannya. Mereka bernazar supaya Tuhan menjadi jaminan dalam janji mereka. Dengan mengatasnamakan Tuhan dalam nazar, Tuhan diajak masuk ke dalam janji kita, Tuhan dijadikan saksi atas apa yang kita katakan itu pasti benar adanya.
Sumpah dan nazar tidak boleh dilakukan dengan sembarangan karena melibatkan Allah di dalamnya. Allah adalah Kebenaran. Allah tidak berdosa, tidak melakukan perbuatan dosa, Allah tidak berbohong. Bersumpah atau bernazar dalam nama Tuhan adalah hal yang sangat serius. Namun, sumpah dan nazar itu tidak harus dilakukan. Yang harus kita lakukan sebagai anak-anak Allah adalah mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah (Rm. 12:1). Kita adalah anak-anak terang, karena itu kita harus hidup dalam terang, menyatakan kebenaran senantiasa. Dengan demikian, kita tidak perlu bersumpah atau bernazar. Hidup senantiasa menyatakan kebenaran ini lebih penting daripada bersumpah dan bernazar.