Samuel adalah seorang nabi yang dikasihi Allah dan manusia. Ketika Samuel belum lahir, ibunya terus berdoa kepada Allah agar diberikan seorang anak. Ibunya juga berjanji kepada Allah, “Jika Engkau memberikan hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, aku akan memberinya kepada Allah seumur hidupnya.” Sungguhlah Allah memberikan Samuel kepadanya. Setelah berhenti menyusui, Samuel dibawa ibunya ke Bait Allah. Dia diserahkan kepada Imam Eli.

Sejak kecil Samuel tinggal bersama Imam Eli dan belajar melayani di Bait Allah. Pada masa itu, Allah jarang berfirman. Sampai suatu malam ketika Samuel sedang tidur, tiba-tiba dia mendengar suara berkata, “Samuel! Samuel!” Samuel bangun lalu berlari ke Imam Eli dan bertanya, “Ya bapa, apakah bapa memanggilku?” Namun Imam Eli tidak memanggil Samuel, dia juga sudah tidur malam itu. Hal ini terulang sampai tiga kali. Maka Imam Eli tahu bahwa Allahlah yang memanggil Samuel. Imam Eli menyuruh Samuel menjawab Allah dengan berkata, “Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Ketika Allah kembali memanggil Samuel, Samuel pun menjawab seperti yang diperintahkan oleh Imam Eli. Allah pun berfirman kepada Samuel bahwa Dia akan menghukum keluarga Eli dan dosa keluarga Eli tidak bisa dihapuskan oleh korban apa pun.

Keesokan paginya, Imam Eli bertanya kepada Samuel tentang apa yang Allah katakan. Meskipun Samuel sangat tidak enak hati, tetapi firman Tuhan harus disampaikan. Maka Samuel menyampaikan apa yang Allah katakan kepadanya. Sejak kecil, Samuel tunduk kepada Allah dan firman-Nya lebih dari apa pun.

Hari ini kita juga mendengar Allah berfirman kepada kita. Dia berfirman melalui Alkitab. Dari Alkitab, kita tahu apa saja perintah Allah, apa yang Allah suka dan tidak. Mari kita jangan hanya mendengar, tetapi juga mau tunduk dan taat kepada firman-Nya seperti Samuel!