Kemarahan
Kita bisa merasakan berbagai macam emosi, salah satunya adalah marah. Ada banyak hal yang bisa membuat kita marah, apalagi hal yang mengganggu kesenangan kita. Misalnya teman yang mengganggu kita, larangan bermain dari orang tua kita, atau mainan dan barang kesukaan kita dirusak orang lain, itu semua akan membuat kita marah. Tetapi apakah kita boleh marah seperti itu? Tentu tidak. Apalagi marah itu muncul karena kepentingan diri kita sendiri.
Mazmur 37:8 mengatakan “Jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” Sebagai orang percaya kita tidak boleh marah hanya karena ada sesuatu yang tidak sesuai keinginan hati kita. Hati yang penuh kemarahan hanya membawa kita kepada kejahatan lain yang lebih besar. Kita sering kali marah karena teman mengganggu kita. Setelah itu kita bisa berkelahi dengan dia untuk membalas kemarahan kita. Dari kemarahan kita menjadi berkelahi dengan teman kita. Demikian juga ketika kita marah karena orang tua melarang kita bermain, maka kita bisa menjadi tidak sopan kepada orang tua kita. Kita bisa melanggar perintah kelima, yaitu hormatilah ayah dan ibumu. Dari hal yang kecil, kita menjadi pelalu kesalahan yang lebih besar.
Oleh karena itu, kita harus memiliki sikap hati yang benar. Hati yang benar tidak akan terus memikirkan diri sendiri. Tidak setiap hal harus sesuai keinginan kita. Sikap hati yang benar akan bisa menilai dengan benar segala sesuatu dan memberikan respons yang bertanggung jawab. Mari kita meminta Tuhan memberikan kita hati yang hanya memikirkan kesenangan Tuhan, bukan kesenangan diri, sehingga kita tidak mudah marah jika ada hal yang berlawanan dengan kesenangan kita.