Kain
“Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN”, demikianlah perkataan Hawa ketika dia melahirkan anak pertamanya. Kain adalah anak pertama dari Adam dan Hawa. Adam dan Hawa mendidik Kain untuk menjadi anak Tuhan yang baik dan taat. Mereka mengajar Kain untuk mempersembahkan semua yang terbaik bagi Tuhan. Namun, Kain sepertinya tidak terlalu peduli.
Setelah Kain dewasa, dia menjadi seorang petani. Suatu hari tiba waktunya musim panen. Inilah saatnya memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan. Kain kemudian mengumpulkan hasil panennya untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Namun Kain tidak mempersembahkan hasil panen terbaiknya kepada Tuhan. Dia memberi persembahan, tetapi bukan yang terbaik. Maka Tuhan tidak menerima persembahan dia. Kain kecewa, apalagi dia melihat Tuhan menerima persembahan adiknya, karena sang adik memberi yang terbaik. Kain lalu menjadi iri dan marah. Dia bahkan membunuh adiknya sendiri! Dia juga tidak mau mengaku dosanya kepada Tuhan! Maka Tuhan menghukum Kain. Namun, apa yang Kain lakukan? Apakah Kain bertobat? Tidak! Kain malah protes! Kain tidak rela dihukum. Dia berkata, “Tuhan, hukuman-Mu terlalu berat. Kalau aku diusir dari sini, orang-orang nanti akan membunuh aku.” Akhirnya Tuhan memberi tanda kepada Kain supaya tidak ada orang yang membunuh dia nantinya.
Sungguh amat baik Tuhan kita dan betapa jahatnya manusia. Alkitab berkata, Kain berasal dari si jahat. Namun kita sebagai anak-anak Tuhan tidak lagi di dalam si jahat. Kita sudah ditebus oleh Tuhan Yesus! Kita adalah milik Tuhan yang baik! Jangan kita berbuat jahat, melawan perintah Tuhan seperti Kain. Mari kita semua hidup selayaknya anak-anak Tuhan yang baik dengan taat perintah-Nya! Kiranya Tuhan memberikan kita kekuatan dan kuasa untuk itu!