Iman
Sebagai anak, kita tentu saja percaya kepada orang tua kita, karena kita kenal orang tua kita. Mereka adalah orang tua yang telah melahirkan kita, memelihara kita, mendidik kita, dan membimbing kita sampai kita menjadi dewasa. Relasi (hubungan) inilah membuat kita percaya dan makin percaya kepada orang tua kita. Relasi ini dimulai dari orang tua kita. Dari kita lahir sampai sekarang, merekalah yang aktif berada di sekitar hidup kita.
Seperti itulah iman. Iman itu artinya percaya kepada Allah yang sejati. Kita percaya kepada Allah yang sejati, karena Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita. Allah telah memperkenalkan diri-Nya kepada kita melalui ciptaan, melalui sejarah, bahkan melalui janji-janjiNya di dalam Alkitab. Terlebih lagi, Allah menyatakan diri-Nya kepada kita melalui Anak-Nya yang inkarnasi, turun ke bumi menjadi manusia. Jadi, kita beriman bukan kepada cerita-cerita dongeng, bukan kepada kisah dewa-dewa, bukan kepada patung-patung, tetapi kepada Allah yang sejati (2 Pet. 1:16). Dan iman ini diberikan Allah kepada kita, agar kita mampu percaya kepada-Nya.
Dengan iman kepada Allah yang sejati, kita telah hidup sampai hari ini. Dengan iman kepada Allah yang sejati, kita pun akan hidup untuk masa yang akan datang. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, kita tidak tahu kita akan menjadi apa kalau kita sudah besar nanti. Tetapi satu hal yang kita ketahui, bahwa kita hidup dengan iman kepada Allah yang sejati. Kita percaya kepada Allah yang sejati untuk seluruh hidup kita. Ini merupakan anugerah yang besar bahwa kita boleh mengenal Dia dan beriman kepada Dia.