Artikel Renungan

Belajar Setia

November 29, 2021

“Ma, aku janji mau jadi anak yang baik. Aku akan bantu mama membersihkan rumah.”

“Bu guru, aku janji mau jadi murid yang baik. Aku akan rajin kerjakan PR dan belajar setiap hari di rumah.”

Inilah janji-janji yang sering kita buat. Namun, makin banyak janji yang kita buat, makin banyak juga janji yang kita langgar. Kita baru saja janji jadi anak yang baik, tetapi waktu sore hari, kita pergi main sama teman, kita tidak jadi bantu mama membersihkan rumah. Kita janji jadi murid yang baik, tetapi sepulang sekolah kita malah main sampai malam. Akhirnya kita mengantuk dan tertidur. Kita tidak jadi belajar dan PR pun tidak dikerjakan.

Di dalam Alkitab, orang yang sering melanggar janji disebut orang yang tidak setia. Ada banyak orang yang tidak setia di dalam Alkitab, salah satunya adalah Petrus. Petrus pernah berjanji bahwa dia tidak akan sangkal Tuhan Yesus. Tetapi ketika Tuhan Yesus ditangkap dan akan disalibkan, Petrus menyangkal janjinya; Petrus sangkal Tuhan Yesus sampai tiga kali dan pergi tinggalkan Tuhan Yesus. Manusia berdosa mudah sekali membuat janji, tetapi manusia berdosa juga mudah sekali tidak tepati janjinya.

Ini berbeda dengan Allah. Allah itu setia; Allah tidak akan ingkari janji-Nya. Dalam kisah Petrus, Tuhan Yesus berjanji untuk berdoa bagi Petrus agar iman Petrus tidak jatuh. Tuhan Yesus tepati janji-Nya. Ketika Petrus menyangkal, Tuhan Yesus tidak hukum Petrus. Tuhan Yesus bahkan kembali memulihkan Petrus, sehingga Petrus bertobat dan terus melayani Tuhan sampai Petrus mati.

Hanya Allahlah yang setia dan kita yang tidak setia ini hanya bisa setia ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, yang memulihkan kita dan memampukan kita untuk setia. Karena itu, marilah kita mengakui ketidaksetiaan kita, dan memohon agar Tuhan Yesus mengubahkan hati kita, sehingga kita bisa setia, yaitu taat kepada Tuhan dan melayani-Nya sampai akhir hidup kita.