Ananias
Saulus adalah seorang Farisi. Ia sangat benci kepada orang Kristen. Suatu hari, Saulus pergi ke Damsyik untuk membunuh orang-orang Kristen yang ada di sana. Namun di tengah jalan, Saulus bertemu Tuhan Yesus dan ia menjadi buta. Setelah itu, Tuhan Yesus memerintahkannya untuk pergi ke rumah Ananias. Namanya diubah menjadi Paulus.
Ananias sangat takut! Ananias adalah orang Kristen. Jangan-jangan nanti Paulus membunuh Ananias. Tetapi Ananias tahu bahwa menerima Paulus di rumahnya adalah perintah Tuhan. Ananias juga mengerti rencana Tuhan yang ingin memakai Paulus untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Meskipun takut, Ananias menerima dan mendoakan Paulus. Setelah Paulus sembuh, Ananias membaptis Paulus.
Hari ini, mari kita belajar dari Ananias. Mari kita belajar untuk mengasihi dan mendoakan teman-teman kita, meskipun mereka nakal, suka mengganggu, atau bahkan membenci kita. Mungkin saja Tuhan mau mempertobatkan teman-teman kita melalui doa dan kesaksian kita.
“Tapi teman saya itu sangat nakal! Tidak mungkin dia bertobat.” Wah, kita harus ingat, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Kalau Saulus yang membunuh orang Kristen saja dapat bertobat, Allah pasti dapat mempertobatkan teman kita yang paling nakal sekalipun. Perintah Tuhan kepada kita adalah berdoa, mengasihi, dan menginjili mereka, bukan untuk menghakimi teman kita. Marilah kita belajar taat kepada perintah ini dan kiranya Allah berbelaskasihan kepada teman kita, sama seperti ketika Allah mempertobatkan kita, yang juga adalah orang berdosa.