Untuk Menghancurkan Permusuhan Antarras
Ras artinya sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Seperti Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting. Mongoloid, yang berkulit kuning langsat, rambut kaku, dan bermata sipit, dan lain sebagainya. Permusuhan antarras sudah terjadi sejak masa Perjanjian Lama. Alkitab mencatat permusuhan itu pernah terjadi antara orang Yahudi dan orang Non-Yahudi.
Walaupun Petrus merupakan seorang Kristen Yahudi, tetapi dia masih mau makan bersama dengan orang-orang non Yahudi. Hal ini bisa terjadi karena Petrus telah mengalami hidup kemerdekaan di dalam Yesus Kristus. Tetapi, ketika beberapa orang Yahudi datang ke Antiokhia, Petrus sangat panik. Dia takut kepada pendapat orang-orang Yahudi itu, maka dia pergi dari persekutuan dengan orang Non-Yahudi. Orang Yahudi zaman itu masih tidak mau berkawan dengan orang Non-Yahudi, jadi Petrus takut dikucilkan, karena dia makan bersama dengan orang Non-Yahudi.
Sewaktu Rasul Paulus melihat hal itu, Paulus menegur dan berkata bahwa perlakuan Petrus seperti itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil (Gal. 2:14). Paulus tidak mau menjaga kedamaian antarras ini jika tidak sesuai dengan kebenaran Injil. Karena Yesus Kristus menderita, mati, dan bangkit untuk menghancurkan permusuhan antarras ini.
Yesus Kristus mati untuk membuka jalan perdamaian baru antarras. Di dalam Kristus tidak ada lagi perbedaan, baik ras, suku, bahasa, dan lainnya. Kristus yang menjadi dasar persatuan dan perdamaiannya. Allah mengirim Yesus Kristus ke dalam dunia sebagai satu-satunya jalan bagi orang berdosa agar bisa diselamatkan, dipersatukan di dalam Kristus, dan agar semua ras bisa berdamai selamanya. Hanya melalui jalan inilah semua ras bisa menikmati kedamaian yang kekal.
Karena itu, mari kita saling menghormati antarras yang ada di sekeliling kita. Karena penderitaan dan kematian Yesus Kristus sudah menghancurkan permusuhan antarras yang ada. Di dalam Yesus Kristus kita semua satu.