Simon dari Kirene
Kota Kirene pernah disebut beberapa kali di dalam Alkitab. Pernahkah kita membacanya? Ternyata pada zaman Perjanjian Baru, Kirene adalah salah satu kota terbesar. Kota ini terletak di Libya, Afrika Utara. Di sana pernah tinggal seorang yang bernama Simon. Simon dari Kirene ini adalah seorang yang beragama Yahudi. Dia adalah seorang yang taat beribadah. Tetapi waktu itu, dia belum mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Sudah lama Simon merencanakan pergi ke Yerusalem. Dia mau beribadah di Bait Allah. Akhirnya hari itu datang juga! Dengan penuh semangat dia melakukan perjalanan yang panjang ke Yerusalem. Yerusalem jauh dari Kirene. Dia harus berjalan berminggu-minggu lamanya.
Ketika Simon tiba di Yerusalem, dia melihat banyak orang di jalanan. Ada seorang yang sedang memikul salib. Dia adalah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sedang memikul salib-Nya jalan ke Golgota. Sambil berjalan, prajurit Romawi pun sambil memukul-Nya. Simon pun ikut melihat peristiwa itu. Tiba-tiba seorang prajurit Romawi memaksa Simon untuk memikul salib Yesus. Di situlah pertama kalinya Simon mengenal Tuhan Yesus, Sang Mesias. Simon sudah lama ingin mengenal Tuhan. Dia ingin bertemu Mesias, Sang Juruselamat. Simon ingin diselamatkan. Namun, pertemuannya dengan Mesias kelihatannya sangat tidak menyenangkan. Dia harus memikul salib yang berat, mengikuti Yesus berjalan menuju Golgota.
Bagi orang-orang zaman itu, hal ini sangat memalukan! Tetapi apa yang dilakukan Simon dari Kirene justru menggambarkan satu hal. Apakah itu? Yaitu bagaimana menjadi pengikut Tuhan Yesus yang sejati. Yesus pernah berkata bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia, orang itu harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Yesus (Mat. 16:24). Menjadi pengikut Yesus bukan berarti hidup kita jadi nyaman dan tidak ada kesulitan sama sekali. Menjadi pengikut Yesus berarti kita harus siap menghadapi kesulitan apa pun karena kita mau menaati firman Tuhan.
Mari kita belajar untuk mengikut Tuhan Yesus. Tuhan sudah berjanji bahwa Dia akan selalu menyertai dan menguatkan kita yang mau belajar taat kepada-Nya. Kita tidak perlu takut, kita hanya perlu bersandar pada janji Tuhan ini. Mari berdoa minta kekuatan dari Tuhan! Mari berdoa minta Tuhan kasih kita ketaatan menjadi pengikut-Nya! Kiranya Tuhan menolong kita!