Kapan Waktu yang Cocok untuk Bertobat?
Waktu Adam dan Hawa digoda oleh Iblis, Iblis menawarkan, kalau mereka makan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, mereka akan menjadi seperti Allah. Adam dan Hawa menginginkan hal itu. Kalau mereka menjadi Allah, mereka akan menguasai semua ciptaan. Mereka akan menjadi raja dan ratu atas semua ciptaan. Tetapi hal itu tidak benar. Semua yang ditawarkan Iblis itu tidak pernah terjadi. Mereka tertipu Iblis dan mereka berdosa kepada Allah.
Setelah berdosa, manusia tidak langsung bertobat. Sebaliknya, manusia terus mencoba melakukan kesenangan apa saja yang diingininya, sebelum dia mati. Itulah yang kita lakukan hari ini! Kita mengejar kesenangan kita dengan maksimal. Kita menyusun rencana demi mencapai kesenangan itu. Kita rela sekolah di sekolah yang terbaik. Setelah tamat, kita kuliah dan bahkan cari kerja di perusahaan terbaik dengan gaji yang besar. Dengan gaji yang besar itu, kita dapat membeli apa pun, dapat menikmati apa pun. Semua yang menjadi kesenangan hati kita, kita ingin dapatkan. Kita tidak peduli apakah Tuhan senang dengan yang kita kerjakan atau tidak. Yang penting kita senang! Urusan bertobat, nanti saja, kalau kita sudah mau mati.
Tetapi Alkitab berkata, “Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yak. 4:14). Tidak ada yang tahu kapan kita akan mati, apakah waktu masih anak-anak? Apakah waktu remaja? Apakah waktu pemuda? Apakah waktu sudah menjadi dewasa dan tua? Tidak ada satu orang pun yang mengetahui kapan kita akan mati, hanya Allah yang tahu.
Oleh karena itu, kapankah waktu yang cocok untuk bertobat? Sekarang waktunya! Mari bertobat sekarang juga, jangan tunggu lagi. Mari kita datang kepada Tuhan Yesus, kita mengakui dosa-dosa kita, percaya kepada-Nya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, karena kita tidak tahu berapa lama lagi kita diberikan kesempatan dan waktu untuk itu. Sisa waktu yang diberikan Tuhan, bukanlah untuk bersenang-senang, melainkan untuk kita bertobat di hadapan Tuhan dan hidup bagi-Nya. Mari kita bertobat selagi ada kesempatan!