Habel
Sebagai orang tua, Adam dan Hawa mendidik Kain dan Habel untuk menjadi anak Tuhan yang beriman. Namun sayangnya Kain tidak terlalu peduli dengan imannya. Habel berbeda, Habel sungguh-sungguh menerima dengan baik iman yang diajarkan oleh orang tuanya dari Allah. Adam dan Hawa menceritakan kepada anak-anaknya segala sesuatu yang terjadi di Taman Eden sampai akhirnya mereka sekarang tidak lagi di taman itu. Adam dan Hawa juga menceritakan segala yang difirmankan Allah kepada mereka, termasuk janji Allah kepada manusia. Allah menjanjikan bahwa nanti Juruselamat akan datang ke dunia. Dia akan mengorbankan diri-Nya mati menggantikan manusia berdosa, sehingga manusia bisa selamat. Iman seperti inilah yang ada di dalam hati Habel. Maka ketika Habel melakukan perintah Allah, dia melakukannya karena iman.
Ketika tiba waktunya memberikan persembahan, maka Habel memberikan korban persembahan yang terbaik untuk Allah. Habel memberi yang terbaik bukan karena dia ingin pamer, bukan karena dia ingin dipuji orang tuanya, juga bukan supaya Allah mengabulkan keinginannya. Habel memberi yang terbaik karena dia beriman kepada Allah dan janji-Nya. Maka Allah menerima persembahannya.
Bagaimana dengan kita? Mari kita mengikut teladan Habel! Mari kita melakukan segala perintah Allah karena hati yang beriman kepada-Nya! Ketika berdoa, kita berdoa bukan untuk memaksa Allah mengabulkan keinginan kita, tetapi karena kita percaya kepada Allah yang sudah menyelamatkan kita dan janji-janji-Nya bagi orang percaya. Ketika menolong orang lain, kita menolong bukan karena ingin orang lain lihat kita baik, tetapi karena kita percaya kepada Allah yang sudah lebih dulu menyelamatkan kita yang berdosa. Jadi, apa pun yang kita lakukan, mari kita melakukannya karena iman kepada Allah!