Esau
Suatu hari lahirlah sepasang anak kembar, mereka bernama Esau dan Yakub. Esau adalah kakak dan Yakub adalah adik. Meskipun mereka kembar, tetapi sifat mereka sangat berbeda. Esau senang berburu, dia suka berada di padang; Yakub seorang yang tenang, dia lebih suka tinggal di rumah. Sebagai anak pertama di dalam keluarga bangsa Israel, Esau memiliki hak kesulungan. Itu sangat khusus dan istimewa. Anak pertama akan mendapat berkat lebih banyak. Dia juga akan menjadi kepala yang memimpin dalam keluarga.
Pada suatu hari, Esau pulang dari berburu. Dia lelah sekali. Perutnya juga kelaparan. Tiba-tiba dia mencium wangi yang sangat enak. Ternyata adiknya sedang memasak sup kacang merah. Saking laparnya Esau meminta sup itu kepada adiknya. Namun, tidak disangka adiknya berkata, “Boleh saja kamu makan sup ini, tetapi bersumpahlah, hak kesulunganmu itu akan jadi milikku.” Esau tidak pikir lagi, dia langsung menjawab iya. Esau sama sekali tidak menghargai hak kesulungannya. Dia lebih memilih apa yang dia mau saat itu juga. Dia dengan mudahnya menolak apa yang Tuhan berikan kepadanya.
Kita juga sering seperti Esau. Kita lebih suka melakukan apa yang kita mau, bukan yang Tuhan mau. Misalnya ketika di rumah orang tua menyuruh kita belajar, tetapi kita tidak mau. Kita maunya bermain. “Pokoknya sekarang aku mau main, aku tidak mau belajar!” Kita seperti Esau. Kita lebih pilih apa yang kita mau saat itu juga. Kita berkata, “Pokoknya sekarang aku mau ini, aku mau itu!” Kita tidak peduli Tuhan mau kita taat orang tua dan rajin belajar.
Mari mulai hari ini kita berjanji kepada Tuhan, “Aku tidak lagi pilih apa yang aku mau. Aku mau pilih apa yang Tuhan mau!” Amin.